Siapa yang tak mengenal bakmi? Jenis
kuliner yang bermula dari daerah Pecinan berabad-abad silam ini tentu sudah tak
asing lagi di lidah orang Indonesia. Belakangan, pelaku usaha bakmi menjamur
bak cendawan di musim hujan. Mulai dari gerobak hingga restoran sangatlah
gampang dijumpai. Namun, tak sedikit yang berumur pendek alias gulung tikar.
Apa pasal? Lidah memang tak bisa berbohong soal rasa. Hanya bakmi yang memiliki keunggulan rasalah yang bisa memikat minat siapa pun untuk menyantapnya. Namun itu saja tentu belum cukup membuat sebuah usaha bakmi umur panjang. Sebab, hanya suguhan bakmi yang aman bagi kesehatanlah yang membuat usaha bakmi bisa bertahan berpuluh-puluh tahun, seperti usaha bakmi berlabel Bakmi Naga ini.
Apa pasal? Lidah memang tak bisa berbohong soal rasa. Hanya bakmi yang memiliki keunggulan rasalah yang bisa memikat minat siapa pun untuk menyantapnya. Namun itu saja tentu belum cukup membuat sebuah usaha bakmi umur panjang. Sebab, hanya suguhan bakmi yang aman bagi kesehatanlah yang membuat usaha bakmi bisa bertahan berpuluh-puluh tahun, seperti usaha bakmi berlabel Bakmi Naga ini.
Berawal dari usaha bakmi gerobakan
tahun 1982 silam di Jakarta, Bakmi yang dirintis oleh Ny Liong ini tumbuh
pesat. Gerai-gerainya menjamur di seantero wilayah Jakarta hingga beberapa
gerai di luar Jakarta. Hanya saja, lantaran masih sebagai usaha keluarga,
ahli-waris atau keluarga Ny Liong-lah yang memiliki gerai-gerai tersebut.
Setiap gerai Bakmi Naga nyaris membuat pengunjungnya rela berantrean. Mulai dari orang tua, anak muda hingga anak-anak memenuhi sertiap gerainya. Besarnya animo terhadap bakmi ini membuat ngiler siapa pun untuk memiliki gerainya. Di sisi lain, usaha keluarga ini ingin ekspansi ke daerah, tetapi sayang tak semua daerah ada keluarga Ny Liong.
Lantas, kenapa tak berekspansi dengan cara franchise? Jangan salah sangka dulu. Bakmi Naga yang logonya bergambar Ny Liong memang tak franchise, karena itu adalah gerai-gerai milik keluarga.
Bakmi Naga Resto
Beberapa tahun belakangan industri franchise di Indonesia tengah booming. Saat Bakmi Naga belum difranchisekan saja, permintaan untuk menjadi franchisee-nya berdatangan dari seluruh Indonesia. Namanya yang sudah cukup populer serta usianya yang lebih dari 30 tahun membuat semua orang tak bisa menahan keinginan menjadi mitranya.
Hal itulah yang membuat seluruh keluarga besar Ny Liong mulai berpikir memfranchisekan Bakmi Naga. Susanty Widjaya, cucu Ny Liong ditunjuk untuk ekspansi waralabanya. Pengalaman yang cukup mumpuni membesarkan waralaba sebuah lembaga pendidikan kursus bahasa Inggris, membuat Susanty dengan tangkas mempersiapkan waralaba Bakmi Naga.
Setiap gerai Bakmi Naga nyaris membuat pengunjungnya rela berantrean. Mulai dari orang tua, anak muda hingga anak-anak memenuhi sertiap gerainya. Besarnya animo terhadap bakmi ini membuat ngiler siapa pun untuk memiliki gerainya. Di sisi lain, usaha keluarga ini ingin ekspansi ke daerah, tetapi sayang tak semua daerah ada keluarga Ny Liong.
Lantas, kenapa tak berekspansi dengan cara franchise? Jangan salah sangka dulu. Bakmi Naga yang logonya bergambar Ny Liong memang tak franchise, karena itu adalah gerai-gerai milik keluarga.
Bakmi Naga Resto
Beberapa tahun belakangan industri franchise di Indonesia tengah booming. Saat Bakmi Naga belum difranchisekan saja, permintaan untuk menjadi franchisee-nya berdatangan dari seluruh Indonesia. Namanya yang sudah cukup populer serta usianya yang lebih dari 30 tahun membuat semua orang tak bisa menahan keinginan menjadi mitranya.
Hal itulah yang membuat seluruh keluarga besar Ny Liong mulai berpikir memfranchisekan Bakmi Naga. Susanty Widjaya, cucu Ny Liong ditunjuk untuk ekspansi waralabanya. Pengalaman yang cukup mumpuni membesarkan waralaba sebuah lembaga pendidikan kursus bahasa Inggris, membuat Susanty dengan tangkas mempersiapkan waralaba Bakmi Naga.
Desain Bakmi Naga ia remajakan menjadi lebih minimalis. "Bila Bakmi Naga milik keluarganya kursinya pakai kayu jati, ini tidak," ujar Susanty, melanjutkan, pada logo juga nama Ny Liong ditiadakan. Sehingga, pada logo hanya bertuliskan Bakmi Naga Resto. Itu adalah langkah awal yang dilakukannnya agar Bakmi Naga lebih moderen, sehingga lebih nyaman di era saat ini.
Benar saja. Dalam waktu satu tahun,
ia berhasil membuka 12 gerai franchisee Bakmi Naga Resto. Diantaranya di kota
Manado, Kendari, Kupang, Makassar, Mal Taman Ratu, Mal Alam Sutra, Harapan
Indah, Artha Gading dan sebagainya.
Kendati hingga saat ini permintaan
untuk menjadi franchisee-nya sangatlah besar - dari sebuah pameran waralaba
saja bisa ribuan aplikasi - ia tak main-main dalam menentukan franchisee.
"Mampu membeli franchise Bakmi Naga Resto bukanlah ukurannya," tandas
Susanty. Sebab, franchisee juga harus punya komitmen untuk mengurus usaha Bakmi
Naga Resto. Selanjutnya, lokasi juga merupakan salah satu faktor penentu
lainnya.
Bila deal menjadi franchisee,
pihaknya sebagai franchisor akan memberikan dukungan penuh. "Dari tahap
pertama sebeum pembukaan, pra opening, pelatihan tim dari bagian depan sampe
belakang kita kasih pelatihan lengkap," jelasnya. Saat buka pun ia
tetap memberikan dukungan hingga 14 hari setelah pembukaan.